Jelas Lebih Enak, Punya Jodoh Kopi bernama Kapal Api
Ngopi bukan tentang manis atau pahit. Bukan pula tentang harga. Bagi saya, ngopi adalah cara menikmati hidup. Kadang hidup begitu pahit karena penuh ujian dan cobaan. Tapi juga kadang manis karena kerja keras telah menunai hasil. Lalu, bagaimana dengan hidup ditemani Kapal Api?
Sekarang, Kapal Api kian berinovasi dengan menciptakan ragam yang lebih bervariatif. Dalam hal kemasan pun boleh sedikit beda dengan dulu, tapi masalah rasa tetap sama. Nah, memang kawan kopi boleh jadi sama-sama berjodohnya dengan Kapal Api, namun untuk produknya terkadang beda. Ibu contohnya, beliau lebih suka Kapal Api Grade White Coffee. Beda lagi dengan Bapak yang sudah setia dengan Kapal Api Special sejak dulu. Teman saya, Yoga jatuh hati pada Kapal Api Mocha karena menurutnya punya rasa paling unik. Dan semua pada akhirnya kembali lagi pada selera. Dalam ihwal kopi, bisa dibilang berbeda-beda selera namun tetap Kapal Api jua. Sudah seperti Indonesia saja ya!
Bagi kami, rasa yang disuguhkan kapal api itu pas dengan lidah kami, wong ndeso. Jangan heran jika Ibu punya puluhan renteng kapal api untuk disediakan bila ada saudara atau teman Bapak mampir ke rumah. Kadang cuma secangkir itu aja yang dapat kami berikan ke tamu. Untungnya karena tamunya banyak dari temennya Ayah, suguhan kopi tak bakal ditolak. Malah obrolan kadang jadi melebar kalau sudah habis satu gelas. Memang benar kalau ngopi merangsang ngobrol tanpa henti karena #KapalApiPunyaCerita.
Bagi kami, rasa yang disuguhkan kapal api itu pas dengan lidah kami, wong ndeso. Jangan heran jika Ibu punya puluhan renteng kapal api untuk disediakan bila ada saudara atau teman Bapak mampir ke rumah. Kadang cuma secangkir itu aja yang dapat kami berikan ke tamu. Untungnya karena tamunya banyak dari temennya Ayah, suguhan kopi tak bakal ditolak. Malah obrolan kadang jadi melebar kalau sudah habis satu gelas. Memang benar kalau ngopi merangsang ngobrol tanpa henti karena #KapalApiPunyaCerita.
"Boleh nambah secangkir Kapal Api Luwak saja? hahaha," canda tamu itu yang sudah lima jam di rumah.
Jelas Lebih Enak karena tidak hanya soal harga kaki lima rasa bintang lima, namun juga kepekatan disetiap seruputnya sesuai dengan lidah Indonesia. Itu muncul dari racikan dari biji kopi berkualitas tinggi diproses dengan maksimal. Saya jadi curiga dengan kecanggihan masing roasting yang mampu menyuguhkan kopi sempurna. Sulit ditebak!
Fanatik pada kopi memang tak dapat disalahkan. Jika seseorang sudah terlanjur mencintai, kemanapun berada kopi adalah yang dicari. Virus kopi sudah menjalar sedemikian hebat pada tuannya. Tak peduli seberapa banyak tugas kuliah, tak ada kata lelah kalau secangkir kapal api ada di meja. Mencium aromanya dan menyeruput secara pelan menjadi yang selalu dirindukan.
"sluuurp, ah...." tak terasa sudah dua bungkus untuk malam ini.
Enaknya kapal api bukan hanya tentang penghilang kantuk atau teman diskusi para aktivis pergerakan, tapi karena taste sudah melakat kuat dilidah. Pecandu kopi sudah bisa membedakan mana Kapal Api mana bukan. Saat saya merantau ke Surabaya untuk studi perguruan tinggi, banyak yang bilang kota ini panas. Nyatanya justru saya malah dapat menikmati Kapal Api lebih lama. Sehari tanpanya lebih kejam daripada Ibu kost yang menagih iuran bulanan. Ah, sepertinya fanatisme kopi saya sudah berada pada level memuncak. Pecandu kopi boleh bilang, satu hari tanpa kopi bikin hidup hilang motivasi.
Satu lagi, soal traveling. Masih teringat jelas pendakian gunung pertama kali tahun lalu di Gunung Penanggungan. Kurindukan ketika dinginnya malam di tenda sambil menyeruput secangkir Kapal Api. Sekalipun angin penggunungan berhembus kencang, tapi tegukan kopi yang membahasi tenggorokan menghangatkan badan. Jika butuh teman traveling, maka para travel blogger wajib memasukkan Kapal Api sebagai list barang yang wajib dibawa. Sepakat?
Bagaimana dengan kalian?
Apakah jodoh kopi kita sama?
Boleh tulis di kolom komentar jawabannya.
Wah, aku juga pencinta kapal api, aromanya mantep untuk kawan begadang nulis :)
BalasHapusBerarti kita sama jodoh kopinya haha
HapusMantap kopinya, mantap juga postingannya 👍👍👍
BalasHapusMakasih mas maman, udah ngopi pagi ini?
HapusCocok nih, tulisannya bagus
BalasHapusmasih terus belajar mas :)
HapusIni kopi favorit aku juga.. aromanya itu lho..menggoda😀
BalasHapusWah iya, udah ngopi belum hari ini?
HapusKopi memang minuman sejuta umat, dari Amerika sampai Afrika, Eropa hingga Asia, semua suka minum minuman yang satu ini,
BalasHapusbegitu juga di Indonesia, dari rakyat jelata sampai pejabat tinggi, mahasiswa sampai politisi, semua suka menikmati kopi...
Bahkan di dapur catering kami, ibu-ibu suka minum kopi sebelum mulai aktifitas di dapur setiap pagi...
Menteri dan pejabat tinggi pun begitu juga suka minum kopi saat menggelar acara pertemuan, biasanya lembaga pemerintah atau instansi militer memesan kopi di tempat kami dalam bentuk paket coffee break dimana kopi dan teh dinikmati dengan ditemani makanan ringan...
Salam hangat dari kami, sehangat kopi yang kita bersama nikmati...
https://www.dpawoncatering.com/ - Kursus SEO Bisnis Online dan Internet Marketing
Jelas lebih enaaaak.... yuk ngopingopi....
BalasHapusFotonya makin cakeeeppp....
BalasHapusAku dulu juga peminum kopi kapal api. Skrg udah gak jadi pengopi sejati. Sesekali sih masih minum kopi item kapal api. Btw baru tau kalo yg kemasan kaleng gini. Keknya lucu kalau buat parsel.
Tulisan yang menarik. Detail dan sederhana. Aku sangat setuju, kopi kapal api juga selalu nemenin aku setiap malam kalau lagi lembur.
BalasHapusPakar SEO Jakarta
Pakar SEO Depok
Pakar SEO Terbaik
Ahli SEO Jakarta
Ahli SEO Depok
Ahli SEO Terbaik