Make IKM Tanggulangin Great Again

Sebagai generasi milenial, saya sudah terbiasa berbelanja secara online. Hampir semua barang dapat dibeli secara online, termasuk tas, sepatu, koper dan sebagainya. Namun, terakhir kali beli sepatu secara online, saya mendapati pengalaman yang tak mengenakan. Kualitas sepatu yang saya beli tak sesuai dengan ekspektasi. Oleh karena itu, saya makin selektif untuk belanja online.

Akhirnya, pada Jumat (16/10) saya memutuskan untuk jalan-jalan ke sebuah Industri Tas dan Koper yang ada di Tanggulangin Sidoarjo agar bisa melihat, mencoba dan mengetahui kualitas produk sepatu secara langsung. Perjalanan dari Surabaya ke Sidoarjo saya tempuh sekitar satu jam dengan mengandalkan google maps.

Kenapa sih harus ke Tanggulangin? Berbicara tentang Tanggulangin, daerah ini telah menjadi saksi lahirnya para tenaga terampil pembuat tas, koper, dompet hingga sepatu dari generasi ke generasi sejak 1939. Jumlah mereka semakin banyak dan dirasa perlu ada sebuah koperasi yang menaungi IKM-IKM di Tanggulangin. Maka pada tahun 1976 didirikan Koperasi Industri Tas dan Koper (INTAKO) guna mewadahi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) yang ada di Tanggulangin tersebut.

Sesampainya di Koperasi Intako, saya langsung disuguhkan dengan aneka produk yang berjajar rapi di etalase. Masing-masing rak memiliki kategori tertentu sehingga untuk pengunjung pemula seperti saya tidak merasa kebingungan untuk mencari produk. Beberapa produk IKM Tanggulangin yang tersedia diantaranya tas wanita, tas pinggang, sepatu, sandal, sabuk, topi, jaket, koper hingga dompet.

Menurut saya pribadi, kualitas produknya sangat bagus, rapi dan ada yang terbuat dari kulit asli. Urusan harga, produk yang ada di showroom Koperasi Intako ini sangat kompetitif, bahkan mungkin lebih murah dibanding di Surabaya.

Beberapa produk IKM Tanggulangin yang dijual di showroom Koperasi Intako (Dok. Pribadi)
Jika boleh flashback, IKM Tanggulangin pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 2000. Daerah Tanggulangin kala itu begitu tersohor ke pelosok negeri hingga menjadi ‘kiblat’ bagi masyarakat yang membutuhkan barang yang terbuat dari kulit dengan kualitas terbaik. Daerah ini tak pernah sepi dengan bus wisatawan yang mampir untuk membeli produk-produk karya IKM Tanggulangin. 
Sayangnya, mimpi buruk datang ketika produk Cina mulai menyerbu pasar dan puncak dari badai ekonomi itu terjadi ketika bencana lumpur Lapindo pada tahun 2006. Beberapa IKM Tanggulangin gulung tikar, penjualan lesu dan problematika lain yang menyulitkan para perajin.
Perlahan namun pasti, sentra IKM Tanggulangin mulai bangkit dari keterpurukan. Kini akses menuju IKM Tanggulangin semakin mudah pasca pembangunan jalan arteri baru porong yang sadah rampung pada 2016 lalu. Meski tak seramai dulu, kunjungan ke Koperasi Intako semakin meningkat dan ekonomi masyarakat semakin membaik. Bahkan, di tahun 2017 Koperasi Intako mendapatkan Piala Anugerah Pesona Indonesia (API) sebagai destinasi obyek wisata belanja terpopuler 2017 oleh Kementerian Pariwisata.
Harapan untuk kembali berjaya itu semakin nyata ketika ada sinergi apik dari berbagai stakeholder yakni Kementerian Perindustrian, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Koperasi Intako, Pelaku usaha dan akademisi. Mereka merancang tiga program revitalisasi, meliputi revitalisasi kelembagaan Koperasi Intako, revitasi fisik sentra IKM Tanggulangin dan Wisata 3 in 1 yaitu wisata belanja, wisata budaya dan kuliner, dan wisata edukasi industri yang terletak pada satu area. 
Berbicara masalah revitalisasi kelembagaan, Koperasi INTAKO bertransformasi menjadi asosiasi bisnis modern yang diterima oleh seluruh perajin dan pedagang di kawasan Tanggulangin. Faktanya sekitar 50% anggota masih aktif saat ini. Selain itu, perlu dilakukan promosi Kawasan Wisata Terpadu Tanggulangin, community branding, promosi produk, mendorong perajin melakukan pemasaran online melalui e-Smart IKM, peningkatan kapasitas produksi, pemetaan IKM Tanggulangin, menampilkan atraksi seni dan budaya lokal Jawa Timur, serta mempromosikan busana lokal melalui seragam pramuniaga. 
Suasana showroom di Koperasi Intako (Dok. Pribadi)
Revitalisasi fisik dilakukan melalui pengembangan sembilan identitas lokal, diantaranya pintu gerbang utama, area pejalan kaki, desain kursi taman, gapura Kampung Tanggulangin, tugu nama Tanggulangin, storyboard dan mural, taman budaya dan kuliner, workshop perajin, serta moda transport kawasan wisata. Revitalisasi fisik memang yang paling kentara karena saat saya menuju lokasi, banyak sekali jalan-jalan yang diperbaiki di sekitar Tanggulangin.
Sebagai destinasi wisata belanja, program revitalisasi difokuskan pada peningkatan produktivitas dan pendapatan para perajin dan pedagang dari proses jual-beli. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong tumbuhnya kuliner lokal sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar yang tidak berprofesi sebagai pedagang ataupun perajin. Kunjungan dari beberapa instansi seperti sekolah dan kampus diharapkan dapat meningkatkan omzet penjualan di Koperasi Intako.
Tanggulangin juga akan mengusung kawasan wisata budaya. Konsep tersebut berusaha menyuguhkan para pengunjung dengan berbagai macam kegiatan budaya asli setempat, misalnya dengan tampilan atraksi seni dan promosi busana lokal yang dipakai para pramuniaga. Dampaknya, masyarakat lokal akan dilibatkan sehingga turut mengurangi angka pengangguran.

Konsep terakhir adalah wisata edukasi. Sentra industri Tanggulangin akan memberikan kegiatan yang bersifat edukatif bagi para pengujung dengan cara menampilkan informasi sejarah perkembangan sentra industri Tanggulangin melalui storyboard, mengedukasi pengunjung tentang teknik produksi yang ramah lingkungan, mempertontonkan cara perajin memproduksi hasil kerajinan, serta diselenggarakannya berbagai kegiatan workshop.

Sentuhan Milenials

Salah satu bentuk revitalisasi fisik yang sudah dilakukan adalah pembuatan Mural Single Line Art sepanjang 2,5 km di Koperasi Intako. Teknik Single Line Art merupakan sebuah teknik menggambar dengan garis yang tidak terputus sehingga menghasilkan sebuah objek visual yang bersambung. Tak kurang dari 740 orang dari berbagai latar belakang (desainer, perajin, pelajar, mahasiswa, ASN dan guru) dilibatkan dalam pembuatannya. 
Gambar mural di gedung Koperasi Intako (Dok. Pribadi)
Mural Single Line Art yang ada di gedung Koperasi Intako ini sukses mendapatkan penghargaan dari MURI sebagai pemecahan rekor MURI dalam pembuatan Mural Single Line Art Terbanyak di Satu Gedung. Bukan hanya sekedar prestasi, kehadiran mural tersebut juga menjadi daya tarik tambahan khususnya bagi kaum milenial karena bisa menjadi spot foto yang instagramable. Khas milenial sekali nih muralnya.

Selain dipasarkan melalui showroom di Koperasi Intako, IKM Tanggulangin juga perlu melebarkan sayapnya di pemasaran digital. Mau tidak mau, produk-produk IKM Tanggulangin harus go digital agar mudah dibeli khususnya generasi milenial seperti saya.

Menyadari hal tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sidoarjo menggelar Pasar Kreatif Tanggulangin pada 2-4 November 2018 lalu. Salah satu kegiatannya berupa workshop dengan tema pemanfaatan limbah kulit, pelatihan sales dan marketing, Google ads, e-commers dan workshop fotografi. Harapannya, para pelaku IKM mendapatkan ilmu-ilmu baru untuk mendongkrak omzet penjualan.

Pada akhirnya, make IKM Tanggulangin great again adalah sebuah asa yang akan terus diperjuangan agar perekonomian masyarakat Tanggulangin semakin membaik. Tanggulangin yang pernah berjaya menjadi sejarah manis yang akan terus dikenang meski sempat meredup akibat lumpur lapindo. Kini, kemilau dari IKM Tanggulangin semakin terpancar terang seiring dengan sinergi yang harmonis dari pelbagai stakeholder.

Halo milenials! Yuk dukung bangkitnya IKM Tanggulangin dengan turut serta membeli produk-produk karya IKM Tanggulangin. Happy shopping, guys!

Tulisan lainnya :
Chat WhatsApp
error: Mohon maaf, copy paste tidak diperkenankan !!