Menyambangi Terminal Teluk Lamong, The First Green Port Zaman Now

“Eh, aku besuk mau ke Teluk Lamong loh!?”
“Lamongan?” 
“Kok Lamongan, sih! Bukan. Bukan… Ini masih di Surabaya kok,”
Berbicara masalah jasa kepelabuhan, maka yang paling banyak diketahui masyarakat awam adalah Tanjung Perak. Tapi tunggu dulu, sebenarnya masih ada terminal lain yang belum banyak diketahui masyarakat zaman now. Pelabuhan yang punya komitmen tinggi untuk memecah kepadatan serta mempercepat arus logistik di pelabuhan tanjuk perak itu sendiri.

Ya… PT Terminal Teluk Lamong (TTL), begitulah nama dari anak perusahaan PT Pelindo III ini. Kantornya berada di Jl. Raya Tambak Osowilangun KM 12, Surabaya. Dinobatkan sebagai The First Green Port di Indonesia serasa membawa angin segar bagi perekomonian khususnya di Jawa Timur agar lebih baik lagi. Sebuah aset bangsa yang begitu membanggakan sekali.

Saya sendiri merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari Blogger Goes To Teluk Lamong. Mengapa? Selain menghabiskan waktu secara berfaedah, di sini saya bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri tentang konsep ramah lingkungan dan semi otomatis yang diimplementasikan pada Teluk Lamong. Banyak juga spot foto instagramble yang layak upload di sosial media. hahaha.

Awalnya saya kaget ketika dikabarkan rombongan pesepeda hendak masuk kantor Teluk Lamong. Saya pikir ada semacam lomba balap sepeda, ternyata itu adalah sebuah budaya perusahaan yang coba digelar secara konsisten setiap hari Rabu bertajuk “Bike to Work”.

Captured by http://www.prasetyorini.com

Intinya, jajaran direksi dan seluruh manajer TTL diwajibkan pergi ke kantor dengan naik sepeda. Tentu ide tersebut bagus untuk memecah kepenatan bekerja sekaligus memperkokoh kebersamaan. Bisa sekaligus berselfie-selfie dengan panorama alam yang masih begitu hijau merata.

Ketika sudah sampai kantor, aktivitas inspeksi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di pelabuhan dapat dilakukan dengan menggunakan sepeda. Menjaga keamanan, keselamatan dan kebersihan lingkungan Teluk Lamong sambil mengayuh pedal. Asyik sekali, bukan? 

Menjadi tidak heran jika suasana kantor PT Teluk Lamong ini menjadi berbeda dengan kantor-kantor pada umumnya. Saat masuk ke dalam kantor, jangan bayangkan seperti sebuah penjara yang ketat, kaku dan penuh tekanan.

sudah siap dengan APD (Alat Pelindung Diri)

Justru suasana yang ramah, fun dan clean yang dimunculkan. Pada beberapa dinding ditemukan kata-kata motivasi dari motivator tersohor untuk menambah stamina hidup seluruh keluarga besar PT Terminal Teluk Lamong. Semacam ada energi baru saja yang membuat hidup semakin terpacu.

butuh disemangatin. Semangat…semangat…semangat!

Beberapa permainan juga dihadirkan untuk melepas penat sejenak seperti meja bilyard dan sepak bola meja. Ah, sekalipun kerjaan banyak kalau suasana kantor nyaman, bekerja menjadi tanpa beban sehingga produktivitas pun tetap jalan. Setuju nggak? Wih jadi pengen menjadi bagian dari Teluk Lamong aja nih.

A post shared by khoirun_nizam (@nizambl) on
Jangan kaget juga jika melihat aneka pernak-pernik nan estetik terdapat di dalam kantor ini. Beberapa barang bekas disulap menjadi produk yang instagramble dan fungsional. Semakin terbuai santai saat ada ruang karaoke juga di sini. Seperti rumah sendiri saja ya!

Beberapa mading juga dipajang secara apik dengan informasi berfaedah, diantaranya adalah cara menurunkan berat badan. Kalau mau baca, mari mampir ke Terminal kantor Teluk Lamong. Hehehe.

di kantormu ada beginian nggak? 

Satu lagi, khusus setiap hari Kamis semua diwajibkan mengenakan Batik Khas Teluk Lamong. Kalau dilihat lebih dekat, ada motif tumbuhan asli Suroboyo yaitu semanggi. Keren parah ya batiknya!

Sebagai orang Indonesia sudah seharusnya bangga mengenakan batik.

10. Karyawan Teluk Lamong pakai batik loh pas hari kamis, masa iya kamu nggak pnya batik? @lamongport #BloggerTelukLamong pic.twitter.com/p2QnuPQJbd

— Nizam – sinizam.com (@NizamBL) 6 Desember 2017

For your informations, setiap perusahaan selalu memiliki corporate culture (budaya kerja) yang menjadi dasar cara berpikir, berperilaku dan bertindak dari seluruh insan organisasi, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi.

PT Terminal Teluk Lamong sendiri memiliki Corporate Culture yang disingkat Hi SPEED:
  • High Commited: responsif dalam menyelesaikan pekerjaan.
  • Skillfulness: meningkatkan kompetensi secara terus menerus agar dapat diandalkan.
  • Professional: identitas ketika berinteraksi, bekerjasama dan bersinergi yang didasari integritas.
  • Enthusiasm: fokus dalam menjalankan pekerjaan dengan penuh gairah dan proaktif serta peningkatan.
  • Excellent: memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi Service Level Agreement/Service level Guarantee (SLA/SLG).
  • Dicipline: bertanggungjawab terhadap tugas dan kewajiban secara konsisten.

Setelah dibuat terpana dengan suasana kantor, sekarang kita diajak untuk melihat Exercise ISPS Code 2017. Semacam latihan gabungan untuk menjaga keamanan dan keselamatan saat ada insiden berbahaya gitu. Adanya Exercise ISPS Code 2017 ini juga menunjukkan bahwa Terminal Teluk Lamong sudah memenuhi standar pelayaran internasional. Rasanya bangga sekali, Jawa Timur memiliki pelabuhan kelas dunia.

TTL, singkatan dari Terminal Teluk Lamong, bekerjasama dengan seluruh fasilitas pelabuhan di wilayah Tanjung Perak mengadakan kegiatan Exercise ISPS Code 2017. International Ship and Port Security (Code) adalah regulasi yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO) sebagai lembaga keamanan pelabuhan untuk mengatur kegiatan dan prosedur yang harus diambil untuk menanggulangi ancaman keamanan di laut.

Kegiatan ini merupakan latihan bersama dalam rangka penanganan pengamanan di wilayah pelabuhan Tanjung Perak. Ada simulasi kasus penyusupan dan sabotase yang coba diperlihatkan.

Semua sudah siap dengan perannya masing-masing, mulai dari tim pemadam kebakaran hingga kepolisian juga dilibatkan. Dan pada akhirnya pelaku berhasil tercyduk, guys!

Owh ya, Terminal Teluk Lamong juga mendapatkan penghargaan “US Coast Guard – Ocean Week” dalam Penerapan ISPS Code Tercanggih di Indonesia.

Setelah dipertontonkan bagaimana sistem keamanan yang ada di Teluk Lamong, maka kita selanjutnya berkesempatan untuk masuk ke tower ASC (Automated Stacking Crane). Disinilah bisa dilihat pemindahan petikemas yang dilakukan menggunakan stick dan komputer. Kecanggihan teknologi ini berkat adanya kerjasama dengan Finlandia dan hanya ada sekitar lima negara di dunia yang memiliki ini yaitu Amerika, Jerman, Arab Saudi, Spanyol dan Teluk Lamong (Indonesia).

perempuan zaman now yang menjadi operator di tower ASC

Dikarenakan menggunakan teknologi semi otomatis, maka tidak perlu menggunakan banyak tenaga manusia di lapangan. Inilah dilakukan sebagai upaya menuju zero accident. Memang sudah seharusnya pelabuhan lain menggunakan teknologi seperti ini mengingat kecelakaan kerja di pelabuhan cukup tinggi.

Fakta menarik lainnya adalah adanya Combined Terminal Tractor (CTT) dengan docking system. Truk-truk otomasi yang digunakan untuk mengangkut petikemas dari dan ke kapal. Di jalan sudah terpasang beberapa sinyal yang dapat ditangkap truk tersebut sehinga memungkinkan berjalan tanpa pengemudi. CTT ini juga lebih irit jika dibandingkan trailer konvensional.

truk di belakang itu bisa mati sendiri jika dalam kondisi diam. memang benar irit bahan bakar.

Docking system sendiri adalah fasilitas baru di pelabuhan, semakin keren karena Terminal Teluk Lamong menjadi satu-satunya terminal di dunia yang memiliki alat tersebut. Penggunaan docking system untuk bongkar muat petikemas membutuhkan biaya yang lebih efisien daripada menggunakan straddle carrier (SC). Docking system ini juga mendukung zero waiting time (tidak ada waktu tunggu).

Selain itu, Terminal Teluk Lamong juga memiliki 10 Ship to Shore (STS) di dermaga untuk melayani kapal domestik dan internasional. Kemampuan angkat STS adalah 35 box/jam, dan berkemampuan twin lift  (mampu mengangkat 2×20 feet sekaligus). Masalah bahan bakar, Ship to Shore ini bertenaga listrik untuk mengurangi emisi karbon sehingga ramah lingkungan. Green port gitu loh!

Terminal Teluk Lamong saja sudah ramah lingkungan, kamu kapan? dimulai dari hal sederhana, misalnya membuat mantan sampah pada tempatnya.

Sekalipun saya sebenarnya takut ketinggian, tapi saya tetap nekat naik ke atas crane loh!. Menggunakan lift, kami bertiga berhasil pada ketinggian 45 meter. Untuk selfie saja tangan terasa bergetar. Takut smartphone yang sederhana ini jatuh. Sedangkan tangan kiri yang memegang tongsis Yi Cam sulit dikendalikan karena laju angin yang cukup kencang.

Begitu clean dan jarang ditemukan manusia

Beruntung, dari atas sini kami bisa melihat secara lebih jelas bagaimana proses pengangkutan petikemas dan curah kering secara langsung. Terlihat ada conveyor yang mempermudah kecepatan dan ketepatan pelayanan curah kering di Terminal Teluk Lamong.

Conveyor akan membawa dan melakukan penumpukan curah kering secara otomatis dari kapal ke gudang. Setelah melalui conveyor, muatan yang dibongkar akan langsung menuju cylo atau gudang penyimpanan.

Tidak lupa, di sana juga ada dua unit Grab Ship Unloader (GSU) yang digunakan untuk melakukan bongkar curah kering. Perlu diingat, Terminal Teluk Lamong yang notabene terminal ramah lingkungan ini hanya melayani komoditi food dan feed grain.

Dari sejauh mata memandang, kita akan disuguhkan dengan pelabuhan yang bersih, instagramble, berteknologi tinggi dan BEBAS PUNGLI !

Rasa lelah menjadi sirna ketika tiba waktu bagi kami bertemu dengan Dirut Terminal Teluk Lamong yaitu Ibu Dothy didampingi Mas Raka Yusmana selaku Humas Teluk Lamong. Sosok perempuan tangguh zaman now yang memimpin perusahaan PT Terminal Teluk Lamong dengan penuh energik dan menebar semangat positif.

Di sana kami dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan, kritik dan saran terkait dengan Terminal Teluk Lamong. Ibu Dothy pun dengan terbuka menjawab semua pertanyaan yang diberikan dengan enjoy seperti tidak ada jarak diantara kami. Suasana hangat dan penuh kekeluarga coba dibangun pada sesi tersebut.

Ibu Dothy, sosok perempuan tangguh dibalik eksistensi Teluk Lamong
foto by: kakaika.com

Saya kagum dengan sosok beliau yang humble dan selalu optimis dalam memandang sesuatu. Beberapa kali Ibu Dothy selalu memberikan semangat dan motivasi pada kami. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Semua blak-blakkan dan mengalir.

Semakin kagum pada beliau yang ternyata seorang atlet karate dengan sabuk coklat. Tidak heran jika beliau mendukung para pegawai atau karyawan untuk olahraga bela diri. Sebagaimana kata pujangga Romawi, Mens sana in corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Melihat sosok beliau saya semakin optimis akan terwujudnya visi Terminal Teluk Lamong menjadi salah satu top 5 eco friendly multipurpose terminals operator di ASEAN tahun 2020. Aamiin… Mari kita dukung!

***

Artikel selanjutnya: Day 2 Blogger Goes To Teluk Lamong

Tulisan lainnya :
Chat WhatsApp
error: Mohon maaf, copy paste tidak diperkenankan !!