Liburan Gratis dari Ngeblog

Ngeblog atau menulis di blog memang menjadi sebuah kegiatan yang menarik pada generasi millenials zaman now. Dengan ngeblog kita menjadi seorang penulis, editor, fotografer, videografer hingga membranding diri dalam satu waktu. Namun, dibalik proses ngeblog yang “berdarah-darah” itu ternyata ada banyak manfaat ketika seseorang memiliki blog. 
Selama 2017 lalu, misalnya, saya berkesempatan untuk travelling gratis ke beberapa tempat dengan modal blog ini. Ya meskipun tidak terlalu banyak tapi setidaknya saya semakin tertarik untuk mendalami dunia blogging secara serius. Ada yang hadiah traveling gratis karena menang kontes dan ada pula yang diundang untuk membranding suatu tempat supaya lebih banyak dikenal banyak orang.

Baca juga: My Best Blogger Moment: Liburan, Pengusiran dan Kebermanfaatan

Salah satu yang sulit dilupakan adalah ketika mendapatkan hadiah liburan gratis ke Bali. Bisa dibilang itu adalah momen yang akan sulit dilupakan karena saat itu penuh dilema. Dilema karena tiket liburan hanya untuk satu orang dan cuaca yang kala itu kurang bersahabat. Semesta serasa kurang merestui. Hingga pada suatu titik saya menjual hadiah tersebut dan hanya ditawar satu juta rupiah saja! Nah, daripada cuma laku segitu mending dipakai saja. Toh saat itu juga lagi libur semester kuliahnya.
Selama ini Bali sebenarnya lebih nyaman untuk tidur di hotel daripada keluar. Hahaha. Efect hotel yang berbintang kali ya! Gravitasi di kasur begitu kuat. Badan dibikin mager tanpa ampun. Dari effort memaksa diri akhirnya ada empat destinasi yang berhasil aku jamah selama di Bali.
Garuda Wisnu Kencana (GWK) menjadi pembuka penjelajahan di Pulau Dewata. Mengenakan kaos hitam pemberian sponsor ditambah jeans lengan panjang agar kulit sawo matang ini tidak semakin menghitam. Udeng Bali juga kukenakan agar lebih dekat dengan penduduk setempat. Pada Garuda Wisnu Kencana, aku banyak belajar tentang arti kehidupan yaitu membaur dengan penduduk lokal dengan menebar keramahan.
Uluwatu Temple ini menjadi destinasi paling jauh karena berada di ujung barat daya pulau Bali. Setiap pengunjung diharuskan memakai kain sarung dan selendang berwarna kuning (salempot) yang menyimbolkan penghormatan terhadap kesucian pura, serta mengandung makna sebagai pengikat niat-niat buruk dalam jiwa. Aku banyak menemukan ketenangan dan toleransi antarumat beragama yang tidak kutemukan di tempat lain.

Risiko terbesar dalam solo traveling: semua foto bergaya selfie.

Pantai Kuta yang berada persis di depan hotel menjadi destinasi paling singkat kusinggahi. Masih sama seperti tujuh tahun silam saat pertama kali ke Bali. Bedanya, sekarang aku lebih suka menghabiskan waktu bersama pasir putih dan menatap sinis sampah di bibir pantai.
Rintik hujan membuatku harus segera kembali ke hotel. Bukan untuk tidur karena harus bersiap berangkat ke Agung Bali sebelum larut malam. Butuh waktu empat jam untuk memilih aneka makanan dan souvenir khas Bali. Lucunya, aku hampir tidak bisa kembali ke hotel karena sulitnya mencari ojek. Beruntung, pada pukul 01:12 WITA sudah mulai bisa tidur nyenyak dengan televisi menyala sepanjang malam.
Ketika liburan di Bali telah usai. Maka aku kembali ke kosan Surabaya dan pulang ke kampung halaman. Sebagai mahasiswa harusnya rajin untuk Cek Promo Tiket Event Murah. Kalau ada yang murah kenapa nyari ya mahal, setuju nggak? Nah, kadang kala kita juga ribet untuk membeli tiket pulang karena malas antre dan sebagainya. Tapi tenang saja sekarang bisa Beli Tiket Kereta Api Promo di Tokopedia. Jadi, jangan jadikan sulit beli tiket untuk menunda kepulanganmu di kampung halaman ya!

Baca juga: Bukan Ranu Kumbolo, Tapi Ranu Gumbolo

Liburan untuk mengisi konten, liburan menang lomba, atau liburan diundang perusahaan: semua sama menyenangkan. Apalagi bisa dibagikan di blog. Owh ya, kalian yang punya blog udah jalan-jalan ke mana saja nih? 
Tulisan lainnya :
Chat WhatsApp
error: Mohon maaf, copy paste tidak diperkenankan !!